Goa mampu merupakan salah satu objek
wisata alam yang terluas di Provinsi Sulawesi Selatan, goa ini juga menyimpan
sejuta kisah yang dipercaya oleh sebagian besar masyarakat dengan sebutan alebborengnge ri Mampu (musibah/malapetaka
di Mampu).
Di dalam goa yang memiliki luas
sekitar 2000 meter persegi itu, para pengunjung disuguhi pemandangan stalagtit
dan stalagmit yang sangat rapi, beberapa bongkahan batu yang berbentuk manusia,
perahu, hewan, tumpukan padi, persawahan. Ya, memang mirip sebuah perkampungan.
Selait itu, didalam goa tersebut terdapat
kuburan kuno yang menambah kesan mistis, satu kuburan terletak tak jauh dari
mulut goa dan yang satunya lagi berada di puncak goa itu atau tepatnya
ditingkatan tujuh.
Legenda tentang goa mampu, juga
tercatat dalam buku Lontara Bugis. Yang menceritakan mengenai kisah
sebuah perkampungan yang mendapat kutukan dan seluruhnya telah berubah menjadi
batu.
Namun meski demikian, hingga kini
belum ada pelurusan sejarah tentang legenda goa mampu ini, sehingga menimbulkan
banyak versi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Salah satu versi menyebutkan, jika
pada zaman dahulu tempat tersebut merupakan daerah “kerajaan mampu”. Kutukan
berawal ketika putri raja sedang menenun seorang diri di teras rumah
panggungnya. Namun, karena rasa ngantuk, alat tenun atau yang disebut “walida”
milik sang putri terjatuh ke tanah.
Tak jauh dari tempat tersebut, ada
seekor anjing. Putri raja langsung meminta tolong kepada anjing tersebut untuk
mengambilkan walidanya. Tiba-tiba anjing itu berbicara layaknya seorang
manusia. Sang putri langsung kaget dan seketika itu tubuhnya berubah menjadi
batu dari kepala hingga ujung kakinya.
Setelah para dayang serta masyarakat
melihat kejadian yang menimpa sang putri, mereka langsung kaget dan menunjuk
seraya bertanya apa yang sedang terjadi. Namun yang lebih naasnya lagi, setiap
orang yang bertanya, dirinya pun berubah menjadi bongkahan batu. Dan kini
peristiwa tersebut, dikenal oleh masyarakat dengan istilah Sijello’ to
Mampu (saling menunjuk).
Legenda
ini telah menyebar dan berkembang kemasyarakat luas. Dari legenda tersebut,
menjadikan goa ini banyak dikunjungi para wisatawan. Baik wisatawan domestik
maupun wisatawan mancanegara.
Nah,
sebelum masuk ke dalam goa ini, para pengunjung harus mempersiapkan alat
penerangan, atau jika tidak, di tempat tersebut ada obor yang disewakan khusus
untuk pengunjung. Di dalam goa kondisinya sangat gelap, terkecuali
tempat-tempat tertentu yang mendapat pancaran sinar matahari dari langit-langit
goa yang berlubang.
Selain
itu, untuk menyusuri goa itu, anda dapat menggunakan pemandu lokal yang selalu
siap sedia agar anda tidak tersesat di dalam.
Goa
mampu terletak di lereng gunung mampu dengan ketinggian sekitar 250 meter dari
permukaan laut. Tepatnya, di Desa Cabbeng, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi
Selatan.
Untuk
mengunjungi tempat wisata yang berjarak sekitar 35 kilometer dari pusat kota
kabupaten ini, pengunjung membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Atau sekitar
empat jam perjalanan dari kota Makassar.
0 komentar:
Posting Komentar